http://caralangsing.net/smart-detox/review/
Strategi Puasa untuk Pasien Lanjut usia
Ramadhansudah semakin dekat. Tiap-tiap umat Muslim pasti menginginkan menggerakkan beribadah puasa Ramadhanini sepanjang satu bulan penuh. Sudah pasti diperlukan kemampuan serta kesehatan fisik ataupun mental yang kuat dalam menggerakkan beribadah Puasaini. Tetapi, beberapa pasien penyakit kronik atau degeneratif spesifik bersamaan menambahnya umur butuh strategi spesial supaya tetaplah bugar waktu berpuasa. Ada kelompok-kelompok orang dengan keadaan kesehatan spesifik yang perlu memperhitungkan banyak hal supaya bisa menggerakkan beribadah puasa Ramadhantanpa mengganggu kesehatan mereka. Sebut saja grup orang dengan penyakit lambung atau kerap dimaksud sakit maag, grup orang dengan penyakit kencing manis atau diabetes mellitus, serta grup orang lanjut usia yang menanggung derita penyakit degeneratif. Sekian benang merah simposium yang diprakarsai Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, Rabu (19/8) di aula Fakultas Kedokteran Kampus Indonesia, Salemba, Jakarta. Simposium itu di isi beberapa pembicara, yakni dr Ari Fahrial Syam, Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar PAPDI, dr Siti Setiati dari Divisi Geriatri Departemen Pengetahuan Penyakit Dalam FKUI-RSCM, serta dr Dante Saksono dari Divisi Endokrinologi Departemen Pengetahuan Penyakit Dalam FKUI-RSCM. Untuk umat Muslim, Puasaditandai oleh tak makan serta minum dan hentikan semua suatu hal yang membatalkan, mulai sejak terbit fajar hingga tenggelam matahari (sekitaran 14 jam). Waktu berumur lanjut atau geriatri, nampak pertanyaan masalah amankan berpuasa untuk pasien lanjut usia. Sebab, walau kekuatan fisik alami penurunan, beberapa besar pasien geriatri semangat menggerakkan beribadah Puasaselama satu bulan penuh, tutur Siti Setiati. Pasien geriatri yaitu pasien lanjut usia dengan adanya banyak penyakit serta banyak obat, tanda-tanda serta sinyal penyakit tak khas, manfaat organ badan alami penurunan, masalah kesibukan hidup keseharian, masalah status gizi, serta permasalahan psikososial. Sebagian pergantian fisiologis serta psikologis pada pasien lanjut usia diantaranya rasa haus alami penurunan, konsumsi cairan alami penurunan, berisiko alami dehidrasi, gampang muncul rasa capek, lemah serta bingung. Nafsu makan juga turun lantaran sensasi rasa lapar alami penurunan serta rasa terisolasi. Hasil survey poliklinik geriatri RSCM pada Agustus 2008 pada sekitaran 100 lanjut usia umur 64-83 th. tunjukkan, sejumlah 76, 5 % dari mereka menggerakkan beribadah puasa. Dari keseluruhan jumlah pasien geriatri yang berpuasa Ramadhan, sejumlah 83, 30 % melakukan beribadah Puasaselama sebulan penuh. Penyakit tersering yang terkena yaitu hipertensi atau desakan darah tinggi, kata dia. Faedah puasa Ramadhanadalah kurangi kalori atau daya, rasa tenang serta damai lantaran gula darah lebih stabil sepanjang puasa, shalat tarawih menolong pengeluaran daya (200 kalori) sama juga dengan olah raga, katanya memberikan. Hasil riset puasa Ramadhanterbukti menurunkan konsumsi kalori sekitaran 12-15 %, menurunkan Cholesterol serta desakan darah, dan menurunkan status radikal bebas. Berpuasa aman untuk orang lanjut usia atau geriatri bila keadaan kesehatan stabil, penyakit termonitor, serta tak ada infeksi akut. Karenanya, pola makan sepanjang berpuasa mesti dijaga. Waktu sahur pasien geriatri disarankan konsumsi 40 % dari keseluruhan keperluan kalori harian. Saat buka puasa, pasien dianjurkan konsumsi makanan 50 % dari keperluan kalori dengan camilan sebelumnya shalat maghrib, makanan berat sesudah shalat maghrib. Setelah tarawih, mengkonsumsi 10 % dari keperluan kalori. Dalam berpuasa, pasien lanjut usia mesti memenuhi keperluan kalori sama juga dengan saat tak berpuasa, mengkonsumsi cairan 8-10 gelas /hari untuk menghindar kekurangan cairan, mengkonsumsi air atau juice buah pada berbuka Puasadan sebelumnya tidur, komposisi gizi mesti seimbang, membatasi makanan yang digoreng serta tingkatkan kandungan lemak, cukup konsumsi vitamin serta mineral. Minum serta konsumsilah dengan otak, tak dengan lidah. Bila keadaan fisik tak sangat mungkin, baiknya tak memaksakan diri untuk selalu berpuasa, katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar